Pulang.

Dan aku pada titik di mana Jalan Pulang adalah yang paling terang.

Aku telah menanjak, berhenti sejenak, berlari kencang, dan berjalan mundur jauh ke belakang. 

Aku menuju hempasan, tidak perlu cepat dan jauh, tapi pasti ke depan.

Aku pulang, menuju titik dimana semua hal tidak nampak mustahil. 

Dimana harapan selalu menuju pada kebaikan.

Bebas Lepas

“Instructions for freedom":

1. Life's metaphors are God's instructions.

2. You have just climbed up and above the roof, there is nothing between you and the Infinite; now, let go.

3. The day is ending, it's time for something that was beautiful to turn into something else that is beautiful. Now, let go.

4. Your wish for resolution was a prayer. You are being here is God's response, let go and watch the stars came out, in the inside and in the outside.

5. With all your heart ask for Grace and let go. 

6. With all your heart forgive him, forgive yourself and let him go.

7. Let your intention be freedom from useless suffering then, let go.

8. Watch the heat of day pass into the cold night, let go.

9. When the Karma of a relationship is done, only Love remains. It's safe, let go.

10. When the past has past from you at last, let go.. then, climb down and begin the rest of your life with great joy.” 

― Elizabeth Gilbert, Eat, Pray, Love

Sela sela senin

"You can erase someone from your mind, but getting them out from your heart is another Story"

- Eternal sunshine of the spotless mind

Aku tau memang sulit untuk maju ke depan ketika terlalu banyak bagian dirimu yang kau tinggal di belakang. 

Tet tot.

Di titik bahwa saya bingung apa yang saya cari. Jadi, saya memutuskan untuk menarik nafas panjang, dan.. kembali bekerja :')

Selamat libur panjang!

Melodinosaurus

Saya lebih suka Milodinosaurus,
coklat, manis, segar, kenyang
Bahagia

Kalau kamu..?

Jadi..?

Apa inti dari kebersamaan kalau terlalu sering ada selisih paham yang tidak diakhiri dalam satu nada: kasih (?)

Ding.

Apa itu tiada yang tau
Hanya sisa sisa pengaruhnya yang bisa dibaca

Senyum mulai pudar
Mata sayu dengan kantung menebal
Atau
Bibir kelu karena senyum terlalu lama mengembang

Raga yang membentuk citra
Dan insan membangun ilusinya sendiri

Jeda

Mungkin kamu hanya perlu menunggu
Karena hal itu di luar kemampuan mengejarmu.

Tunggu saja,
Jika memang ia,
Kalian akan berbagi takdir bersama.

Jangan pernah lupa, perhatikan ada jika di sana.

Prolog

Dia ini diam,
Namun dlm hati bernyanyi, kadang ceria, tapi lebih sering nyanyian duka.
Tidak tergila-gila pada cahaya sorot ke arah dirinya. Ia lebih ingin menjadi penonton, yang bisa bersorak, atau mencemooh parah. Iya, dia penonton saja.

Kamu ini pemain.
Tidak bisa berdiam melihat laga yang lain, mengatur strategi dalam setiap lini, berusaha sampai mati agar sorot itu terpaku hanya padamu. Ya, pemain kamu itu, tidak bisa berdiam diri. Penilaianmu hanya untuk strategi baru.

Dan ketika bumi berputar pada porosnya di bilangan yang sama, dia dan kamu bertemu pada dimensi itu.

Yang.

malam panjang yang tidak terang
aku bagai belalang hinggap mendahului kumbang.

penat ini tidak terbilang.
mungkin nanti jika ia pulang,
sedikit berkurang.

Kalau ada yang pernah bilang,
sungguh malang walaupun sayang.

Hijau royo royo

Kadang teman terbaik bukan yang bisa memeluk ketika kita menangis,
atau yang bisa kita telpon setiap saat.

Tidak juga memberikan hadiah atau sekedar ucapan selamat di hari bahagia,
atau sekedar menemani di kala penat.

Kadang,
Teman terbaik adalah ia yang tidak selalu kita ingat saat gembira,
Namun akan setia menemani di perjalanan, di hari-hari mendung, atau sekedar membawa kita ke rasa kantuk di penghujun hari.
Teman terbaik tidak banyak memberi, namun ia akan melakukan yang terbaik hingga dayanya tiris habis.

Teman terbaikku,
Sudah 5 tahun ia bersamaku,
Ia menemaniku dalam malam-malam sepiku,
Perjalanan jauhku,
Sesederhana itu ia menemaniku.
Dengan kesederhanaan dan daya seadanya ia mengisi hari dengan memutarkan lagu paling pas mengisi moodku.
Paling tahan banting, dan paling tahu.

Ampun.

saat dimana kamu tau kamu harus menuliskan sesuatu namun seperti sulit menemukan kata pembukanya.
Dan kamu..
Menyerah.
Lalu tidur.

Bye.

Si Om dan Si Tante

Cuitan Malam 3

Dan engkau, Ibu.
Pembawa raga
Medium yang mengenalkan pada bumi,
membawa kaki menjejak tanah.

Kau sampaikan huruf pertama,
Kau dendangkan nada pertama,
Dengan lorong plasenta penghubung kita.

Sudah cinta karena biasa.

Cuitan Malam 2

Irama kita tidak selalu dalam satu nada
Pada akhir kata juga tidak selalu ber-rima

Namun pada satu titik berbeda arah,
Kita bersilangan.

Saat itu,
Aku menoleh
Padamu.

Dan kau adalah senyuman yang bisa mengganti seringai di wajahku
Membawa cahaya lampu ke arah wajahku, memperlihatkan pada semesta, Aku
Ada..

Cuitan Malam

Malam pun tidak lebih gelap dari hatinya
Suara angin tidak lebih absurd dari jalan pikirannya..