Rabu, 22 Oktober 2014

This is my OCTOBER!

It's not my birthday yet, but i found this in my email inbox. A gift from my long lost friend 😁 really hope to see him again someday. 

Then something just came into my mind, like, how a year can really make (too) many differences :')

How ever, 
This is october
No one gets sad on october!
Enjoy the month guys, cause it wont last.

Xoxo


Selasa, 19 Agustus 2014

4 Hari : 4 Pulau. IT HAPPENED!

Helo there! been ages since my last #jalanjalanmen post. Now it's time to continue!!!! #jalanjalanmen 's officially back!!

Jadi, tanggal 15 - 18 Agustus '14 lalu gw diperbolehkan YME buat ikutan open trip ke 4 destinasi sekaligus :
Pulau Menjangan (di Bali Barat), Kawah Ijen (Ja-Tim), Taman Nasional Baluran (Ja-Tim) dan Gunung Bromo (Ja-Tim) plus kita ke Pulau Madura sebentar. 

*coba tahan diri*
*aha aha aha masih menahan diri*
*oke gak bisa*

IT WAS THAT SUPERFUN.
THAT ZUPERDUPERFUN!
akan dijelaskan kemudian alasannya, BUT YEAHS IT WAS FUUUUUUNNN!
:D

Oke, gw signed up ke jongjavatrip ini sekitar H-1 minggu, itupun berawal dari gak sengaja basa basi ke temen yang mau trip, just like : "ih lo mau trip ya 17 agustusan, ga ajak ajak ih" Well that was basbisbus. Then dia jelasin lah tujuan dan harganya. And i was kinda thinking: "ih ko seru, Ikut ah" Lalu gw telpon lah sang penyelenggara, ternyata seat udah penuh dong. Dengan lunglai gw kabarin Keps. Untung dia baik banget mau nanyain bla bla bla ke grup ada yang cancel apa gimana spy gw bisa dimasukin secara paksa hahaha and yeah berhasil!!! Ada yang cancel! Langsung lah gw bayar ke penyelenggara full payment hari itu juga. Yang cancel juga sekaligus jual tiket PP nya (berangkat air asia, pulang kereta bisnis) dengan setengah harga. HORE!

H-1:

Dengan modal nekat (karena cuma kenal sama satu orang aja dari 60an peserta) gw berangkat ke CGK untuk kopdar dengan tim CGK 1. Sumprit ini gw ga kenal siapa-siapa, jadi tim ini sekitar 8 orang. Terdiri dari: Mba Ria, Mba Dina, Mba Rini, Mba Yayan, Eka, Hera dan satu cowo adiknya Eka: Helmi dan Idris. Menyusul kemudian di terminal yang berbeda ada Mba Nurul, Maria & Mas Ezmir. 


Dan ada sedikit tragedi pada hari itu:
Gw & Hera kan gantiin 2 peserta yang cancel, nah di gate boarding ke-gep lah si Hera. Karena dia pake kerudung dan gak tau tanggal lahir di KTP orang yang dia replace. Akhir kata: Hera beli tiket lagi. Puji Tuhan gw gak dicurigai, mungkin gw udah cocok jadi kelahiran '77. Sampai di Surabaya sekitar jam 11an, kita nunggu dijemput elf sampe jam 1an. Serunya kita nunggu di mushola sambil ngemper gitu. Seru :')


DAY 1: PULAU MENJANGAN

Since it was a roadtrip (DREAM CAME TRUE BANGET MEN!) kita bener2 ngabisin waktu di jalan, tapi seriusan deh, mandi di rest area atau tempat tujuan wisata ternyata gak pernah seseru ini :D
Begitu semua peserta kumpul di meeting point, kita dibagiin list elf, tempat duduk, dan run down acara sampe 4 hari ke depan. For me, panitia udh well prepared, point yang perlu diperhatikan. Udah ready semua, kita langsung jalan menuju ke Menjangan. Dari Surabaya kita nyebrang via Pelabuhan Gilimanuk - Ketapang ke Bali Barat. Lalu kita nyebrang dengan boat kecil ke Menjangan. Terik banget men Surabaya, begitu pula Pulau Menjangan. But it was worth it :') Underwaternya keren, instrukturnya juga udah pengalaman. Menjangan: JUARA. 







Sedikit kendala di Pulau Menjangan adalah tempat untuk bilas & mandi. Airnya gak mengalir dengan baik jadi agak tersendat. Selepas itu manteb!



DAY 2: KAWAH IJEN & TAMAN NASIONAL BALURAN

Selesai dari Pulau Menjangan di Bali Barat, sekitar jam 20.00 WIB kita sudah menuju ke Pelabuhan lagi untuk kembali ke Surabaya. Penyebrangan sekitar 45 menit lalu kita ke salah satu restoran untuk makan malam. Selama trip, panitia hanya menyiapkan 3 x makan, selebihnya peserta bebas makan sendiri. Sebelum melanjutnya perjalanan ke Kawah Ijen kita dibawa ke rumah makan sederhana dengan menu rawon yang luar biasa dengan harga murah nyamnyam!!
Perjalanan ke Ijen cukup lama, saya tidak ingat berapa jam pastinya karena saya terlalu banyak tidur di dalam elf ✌️😎



Kita sampai di kawasan Kawah Ijen jam 01.00 WIB. Dingiiiiiiiin banget dan kebetulan saat itu gerimis. Dude, buat gw perjalanan paling berat di trip ini adalah si Ijen ini. Dingin, panjang dan berangin + gerimis. HARUS bawa wind breaker, kupluk, sarung tangan, sepatu trekking dan senter. HARUS. Jalurnya jelas, berpasir dan menanjak selama sekitar 3 jam. Kami sampai di puncak sekitar jam 4 pagi. Karena cuaca mendung, sunrise gak keliatan :'( but it was very cool! Ngeliat kawah belerang & blue firenya itu loh! Selain itu, di perjalanan pulang pemandangannya bagus banget :'





my regret that i didnt get the blue fire picture. Secara mental & fisik rombongan kita udah ga kuat untuk turun ke kawah dingin dan cukup jauh. Nyesel sebenarnya, tapi gw pikir kalo dipaksain bisa bahaya juga. Anyway, yang dimaksud rombongan yang ini nih:


Selesai dari Ijen yang super dingin, perjalanan lanjut ke Taman Nasional Baluran. Buat saya, ini yang paling ditunggu-tunggu. Gw selalu terobsesi dengan tayangan Natgeo ataupun Discovery, terimakasih Tuhan KompasTv berdiri juga ✌️😊. Pertama kali ke Way Kambas rasanya itu menakjubkan sekali, luas, hijau dan masih banyak hewan liar. Taman Nasional Baluran menumbuhkan ekspektasi yang tinggi buat gw. Sudah masuk ke dalam resolusi bahwa tahun ini saya harus ke sana. Dan voila! Here i am :') 








Baluran LENGKAP! Savana luas dengan latar Gunung Baluran, hewan liar seperti kijang kerbau hingga merak, Pantai Bama serta hutan mangrove. I'm so grateful :')

DAY 3 : GUNUNG BROMO

Dari Baluran kita selesai sekitar jam 6 malam, sengaja lama chilling di pantai karena malam hari kita mau safari night. Well, safari night gak terlalu mulus karena kita semua keburu ketiduran di dalam elf 😂. Rencananya jam 12 malam kita sampai di Bromo untuk jalan ke atas dan mengejar sunrise, bukan mengejar cinta, hiks. Setelah lama tidur di elf kita memasuki kawasan Gunung Bromo. Jam 12 kita sampai di pelataran desa untuk masuk ke dalam Jip masing-masing. Di Bromo karena medannya cukup berat, kita harus menyewa Jip untuk sampai di atas dan mengelilingi kawasan wisatanya. 1 jam naik jip kita sampai ke sunrise point. Tepat di tanggal 17 Agustus 2014, kami berada di Bromo untuk menyaksikan matahari terbit. Hari itu ramaaaai sekali, karena memang minggu & sekaligus 17 agustus. Bromo dingin, tapi tidak menandingi Ijen. Sunrise point sudah dipenuhi pengunjung. Jam 3.30 kami sudah sampai dan mencari tempat paling strategis. Saya pisah dari rombongan karena mau dapat tempat tepat di depan Bromo & Semeru. Sekitar 1 jam saya berdiri di atas pagar pembatas sambil menahan dingin, brrrrr. Tapi itu semua terbayar :')




Agak ajaib, di sana saya benar-benar takjub akan pemandangan itu. Indah sekali. Beruntung saya bisa ada di negeri ini :')





Bromo keren banget banget banget. Ada kawah dengan gurun pasirnya, dikelilingi pegunungan hijau. Saya ingin sekali kembali menikmati pemandangan itu, dari Semeru mungkin :')

Selesai wisata Bromo, kami menuju ke penginapan. Thanks God hari itu kami bisa tidur selonjoran 😴😴 dengan tema acara "bebas" di hari terakhir kami berkesempatan mengenal lebih dekat para peserta, lebih banyak interaksi, cerita dan bercanda. Seru! Dari dua open trip yang saya ikuti, kali ini lebih terbuka & berwarna :') Sayangnya hari itu juga, pada saat sun rise, partner jalanjalanmen saya, Keple kehilangan dompetnya. Aseli sedih banget gw. Ampe gw jelajahi satu elf buat nyari tu dompet. Hebatnya si Keps ini tetap tenang & penuh tawa.


  
Keps harus bikin surat kehilangan ke kantor kepolisian dan kasian dia gak punya uang hahahahahha :p tapi anak baik pasti ada yang nolong. Malam itu kita banyak mengobrol, jalan sekitaran penginapan dan istirahat.

DAY 4 : CLOSING

Seharusnya hari ini kita ke Air Terjun Madakardipura, tapi karena cuaca di sana tidak baik terpaksa batal. Gantinya, kita ke Pulau Madura melewati the famous SURAMADU BRIDGE YUHU! Tujuan di madura adalah makan siang di Nasi Bebek Sinjay, yang paling happening di sana :p :p

Selesai makan bebek, beli oleh2, kami berpisah dengan rombongan pesawat, karena kereta kami jalan jam 3 siang.




Well, that was a full of experience journey for me :') cuma kenal 1 orang di awalnya, ternyata berujung kenal banyak dan beberapa jadi teman baru. I met people who really got that beautiful soul haha baru ketemu udah bisa bilang begitu. Tapi entah kenapa, buat gw orang yang baik itu terlihat dari hal-hal kecil, bagaimana dia care sama orang lain yang baru dia kenal, mau berkorban buat orang lain (yang baru dia kenal juga). Pernah ada yang bilang, seseorang terlihat watak aslinya ketika sedang travelling. And yeah, i barelly knew them, tapi beberapa di antara mereka sudah bisa bikin gw yakin bahwa there are good people in this cruel world :')

Di beberapa moment di perjalanan, gw tersentuh dengan betapa indahnya Indonesia, betapa susahnya hidup di daerah yang punya keindahan dan kekayaan sebesar itu. Di Ijen, belerang yang susah diangkat dan butuh waktu berjam-jam buat sampe ke tengkulak cuma dihargain 1000 per kg. di Bromo orang jualan syal Rp 15-20 ribu buat menyambung hidup, kita di Jakarta berburu sale Zara yang bisa 100 kali harganya. Man :')

Ada satu moment di perjalanan pulang dari spot snorkeling di Menjangan, kita semua basah kena air ombak dan angin yang kenceng. I closed my eyes and felt the ocean's sprays on my face. Saat itu berasa tenaaaaang banget. At that time I knew it; gw harus beli peralatan snorkeling sendiri, menjelajah sendiri dan lebih tahu diri bahwa hidup itu harus bersyukur dan lebih dari sekedarnya :')

Rabu, 06 Agustus 2014

diam itu (karena) cemas.


dan aku memilih diam
bukan karena (kata orang) diam itu emas
tapi mungkin karena aku terlalu cemas :'(

Selasa, 05 Agustus 2014

Siapa yang gak mau?

You and me 
Meant to be 
Immutable 
Impossible 
It's destiny 
Pure lunacy 
Incalculable 
Insufferable 
But for the last time 
You're everything that I want and ask for 
You're all that I'd dreamed 
Who wouldn't be the one you love 
Who wouldn't stand inside your love 
Protected and the lover of 
A pure soul and beautiful you 
Don't understand 
Don't feel me now 
I will breathe 
For the both of us 
Travel the world 
Traverse the skies 
Your home is here 
Within my heart 
And for the first time 
I feel as though I am reborn 
In my mind 
Recast as child and mystic sage 
Who wouldn't be the one you love 
Who wouldn't stand inside your love 
And for the first time 
I'm telling you how much I need and bleed for 
Your every move and waking sound 
In my time 
I'll wrap my wire around your heart and your mind 
You're mine forever now 
Who wouldn't be the one you love and live for 
Who wouldn't stand inside your love and die for 
Who wouldn't be the one you love

Smashing Pumpkins
Stand inside your love


Senin, 04 Agustus 2014

Pancar-an kebahagiaan :')


Sweet disposition 
never too soon 
oh reckless abandon 
like no one's watching you


"Ke gunung pancar ya, bukan gunung pacar" 


x: "pada gak bosen jomblo?, gw kok bosen ya?"
y: "gw sih engga, asal ada temen yang bisa diajak komunikasi apapun kapanpun"
z : "gw juga engga, males mikir kalo bakalan endingnya sama-sama juga"


x : "gw mau punya pacar yang bisa jadi temen, yang kalo udh cinta bisa kaya orang gila, kaya gw gini lah. versi laki"


z: "ini kita sepi amat, gak ada musik apa nih?"


y: "di umur kaya kita gini enaknya bisa ngapain aja, punya kerjaan, ada duit biar juga sedikit, bisa kemana aja ngapain aja. untung juga masih jomblo"


x : "gw seneng menyendiri, nyetir sambil nyanyi sendiri, di kamar mikir2 sendiri, tapi tetep aja, ada yang gak lengkap.."
y : "itu mungkin karena lo belom bisa menikmati diri lo sendiri"


A moment of love A dream A laugh A kiss A cry Our rights Our wrongs

Won't stop 'til it's over

Won't stop to surrender











Kamis, 31 Juli 2014

Simple hello definitely could lead to....

A cold beer might help,
Or a cup of hot chocolate, 
add two tea spoon of honey and
give me more milk please.

and a hug.


Sabtu, 26 Juli 2014

LEBARan 2014

Ada kalanya kita merasa berada di situasi yg tdk adil, diperlakukan dgn tdk seharusnya, disakiti ketika sdh berupaya memberi hal baik dalam hidup. 

Dan most of the time, bbrp orang yg kita utamakan justru meninggalkan luka yang lebih dalam dibanding mereka yang hanya selewat saja. 

Golongan yang utama ini tentu akan lbh sulit unt kita maafkan, apalagi lupakan. 

Kadang, "maaf" bisa sedikit melegakan, melepaskan sepersekian emosi negatif dlm pikiran. Namun bagaimana jika permintaan maaf ini tidak pernah sampai? 

Hingga sekarang saya masih belajar, tapi sedikit demi sedikit, waktu juga pasti memperbaiki kerusakan yg tertinggal :   )

selamat berweekend ria, kawan2
& mari memaafkan. 

Minal aidin walfaidzin dear folks :')

Kamis, 12 Juni 2014

makan gengsi itu SEHAT.

yang menggelitik itu,
yang merekahkan senyum kecil itu,
yang melegakan di akhir hari,
yang membuat malu tersipu...

yang aku akui, dengan berat, dalam hati

aku
ingin
dekat
mu
lebih
dari
yang
kamu
tau
:')

Jumat, 09 Mei 2014

Paradise!

Apa yang terlintas ketika mendengar kata "paradise"? Dulu, pertama kali menonton The Beach-nya Leonardo DiCaprio dengan setting tempat Pulau Phiphi di Thailand saya berpikir apakah mungkin saya bisa menemukan tempat seindah itu di Indonesia (saat itu saya masih di bangku SD). 

Minggu lalu saya berkesempatan mengunjungi Pulau Lombok bersama seorang teman. Sudah sekitar 1 bulan kita merencanakan perjalanan itu. Tempat tujuan awal adalah Bali, spesifikasinya Ubud untuk melihat sis lain Bali yang identik dengan pantai dan daerah Kuta-nya. Sampai H-3 minggu saya dan rekan berganti haluan ke Pulau Lombok dimana kita berdua belum pernah ke sana. Tiket dibeli, itenari disusun, kami pun berangkat.

Kami berangkat bertepatan dengan perayaan Hari Buruh Internasional (May Day). Dengan menggunakan Bus Damri dari pool Kemayoran, 45 menit kamu tiba di Soetta. Take off dari Jakarta tiba di Lombok Praya Int Airport sekitar pukul 20.30 WITA. Bersyukur ketika kami tiba si Lombok Bus Damri tujuan Senggigi sudah standby menunggu penumpang penuh. Berbeda dengan jadwal Damri di Jakarta yang berangkat setiap jam, di Lombok bus melaju ketika bangku sudah terisi penuh. Pukul 21.00 WITA bus meninggalakan airport dengan tujuan akhir Senggigi.

Jalanan di Lombok sudah bagus, dengan marka jalan dan aspal yang licin seperti di Jakarta. Karena kondisi sudah malam, tidak terlalu jelas pemandangan di luar, namun jalanan lancar tanpa hambatan. Kami harus pindah ke bus damri lain karena bus yang kami tumpangi tidak langsung ke Senggigi, ternyata oper mengoper penumpang lumrah juga di Lombok. Beruntung teman saya mencari informasi penunjuk jalan menuju hotel, karena jika tidak, kami sudah terbawa hingga pool damri di Senggigi, padahal hotel kami jauh letaknya dari sana.

Malam pertama kami menginap di hotel Bumi Aditya. Berbekal modal handphone dan agoda.com saya memesan 1 kamar untuk 1 malam. Saya tertarik dengan gambar dan fasilitas dengan harga yang cukup terjangkau. Kami harus berjalan sekitar 400 m dari jalan utama untuk sampai ke area hotel.


Fasilitas yang disediakan cukup memadai, double bed, wi-fi, air panas, AC dan LCD TV. Namun saya kamar kami tidak dapat menjangkau sinyal wi-fi dan TV sedang mengalami gangguan. Namun untuk saya cukup nyaman menginap di sini. Selesai mandi dan sedikit berberes, kami lanjutkan mencari makan malam sekaligus melihat Senggigi di malam hari. Pegawai hotel yang baik meminjamkan motor karena memang perjalanan ke jalan utama cukup jauh dan gelap (seram).

Daerah Senggigi merupakan salah satu tujuan wisata di Lombok. Di kiri dan kanan jalan penuh dengan penginapan, mulai dari bintang satu hingga resort mewah. Selain itu restoran dan bar juga banyak dijumpai di Senggigi. Namun berbeda dengan Legian dan pusat hiburan di Bali, Senggigi bisa dikatakan lebih sepi dan untuk saya, nyaman. Ada beberapa bar dengan Live Music, banyak turis asing, namun tidak terlalu banyak hilir mudik seperti di Bali. Happy cafe adalah yang paling ramai, dan menurut rekomendasi teman, itu yang paling hype. Benar saja, saya tidak mendapatkan tempat duduk di sana. Kami memutuskan untuk makan malam di bar sebelah yang lebih lenggang, Angel's Bar. Menu yang disajikan bisa diterima turis lokal maupun asing, hargapun bersahabat.

Hari ke dua & tiga akan kami habiskan untuk eksplorasi 3 Gili: Trawangan, Meno dan Air. Pukul 09.00 kami sudah bersiap untuk sarapan sekaligus check out. Untuk ke Gili Trawangan (tempat kami menginap) dari Senggigi kami harus menyebrang dengan kapal umum dari pelabuhan Bangsal. Ada beberapa alternatif lain seperti dengan Kapal Cepat dari Bangsal atau pelabuhan kecil, namun harganya bisa 3x lipat dengan Kapal Umum ini. Pukul 9.30 kami sudah dalam perjalanan dengan mobil hotel dengan dihitung harga per-orang. Selain dengan fasilitas hotel, ada angkutan umum seperti bus dan taksi, namun karena kami ingin berhenti di beberapa spot untuk melihat keindahan garis pantai Senggigi, kami rasa dengan kendaraan pribadi akan lebih nyaman. Dan ternyata benar saja. Kami berhenti di beberapa spot untuk mengambil foto. Pantai Senggigi dan Malimbu memang tidak bisa dilewatkan keindahannya.



Lombok dikelilingi oleh jajaran bukit dan pantai, tidak mungkin mata tidak bermanja oleh perpaduan hijau-biru dengan paparan awan seperti kapas. Infrastruktur yang terus dikembangkan pemerintah juga bisa terlihat. Setelah mengambil beberapa foto dan terkagum, kami lanjutkan perjalanan ke Bangsal. Sekitar 45 menit kami tiba di gerbang Bangsal. Sayangnya di depan kami diharuskan membayar "jatah" kepada kusir Cidomo (Dokar atau Andong versi Lombok) karena seharusnya mobil tidak boleh masuk, agar turis menumpang Cidomo. 

Pelabuhan Bangsal cukup ramai namun tidak seperti bayangan saya yang pernah ke Muara Angke, labuhan ini cukup bersih namun tetap ramai turis dan pedagang. Saya sempatkan membeli beberapa perlengkapan seperti Sunblock dan rokok karena menurut driver kami, Mas Wawan, di Gili harganya sedikit lebih mahal. Dengan berbekal tiket seharga belasan ribu, kami menunggu hingga kapal kami siap berlayar ke sebrang.


Sekitar 20 menit kami tiba di Gili Trawangan. Hati saya sudah berdebar begitu melihat pulau kecil dengan lalu lalang cukup banyak di depan sana, Gili di depan mata, dalam hati. Gili Trawangan merupakan Gili yang paling ramai diantara 3 kakak beradik Gili Meno dan Gili Air. Mengutip kata Guide lokal: Gili T untuk yang suka party, Gili Meno yang suka menyendiri, Gili Air untuk yang sama istri (bulan madu). Benar saja, Gili Trawangan ramai oleh turis asing, bikini, hot pants sudah menjadi pandangan sehari-hari. Bukan itu saja, slogan di Gili yang menarik buat saya adalah : No Polusi, No Polisi. Tidak ada kendaraan bermotor di Gili, dan tidak ada larangan pasal-pasal polisi di Gili. Kami memilih Gili Trawangan karena memang ingin menjajal kehidupan malam di Gili Trawangan yang terkenal pulau untuk berpesta. Kembali mempercayakan Agoda.com kami telah memesan kamar di Oasis Trawangan Hotel. Review yang saya baca bagus, fasilitas lengkap. Namun setelah kami sampai, ada satu kekurangan yaitu lokasi dari pusat Gili T. Berbekal informasi dari Guide lokal sekaligus penyewa sepeda, kami tidak mungkin ke sana dengan berjalan kaki sambil membawa backpack saya ini. Jadilah kami menyewa sepeda dan menuju ke Oasis. Dengan dibekali petunjuk dari Mas Agil sang local guide, kami mengayuh sepeda menuju ke arah dalam. Beruntung saya mengobrol dengan penduduk setempat, Raja, yang akhirnya berbaik hati mengantar kami bersepeda hingga ke depan hotel. Benar kata Agil, jika berjalan kaki saya rasa sudah menyerah sebelum sampai. Namun lelah bersepeda di bawah terik matahari terbayar, Oasis Trawangan memang bagai Oasis di padang pasir (karena suhu panas sekali saat itu)


Setiap bungalow terbuat dari kayu, dengan beranda dan kamar mandi semi-outdoor, single bed dengan kelambu (cocok untuk yang datang bersama pasangan), LCD tv dan dvd player, mini bar, handuk yang fluffy, swimming pool dan wi-fi. Karena letaknya tidak di bibir pantai, hotel ini dikelilingi pohon kelapa dan tenang. Jarak dari hotel ke pantai sekitar 100 m, dan menurut resepsionis, dalam 100 m itu kami akan menemukan sunset point yang paling bagus di Gili Trawangan, puji syukur. Kami beristirahat hingga pukul 16.00 untuk menuju ke sunset point sekaligus makan siang. Kami mendapatkan satu tempat makan di bibir pantai yang nyaman untuk menghabiskan waktu. Pada masa liburan musim panas menang Gili Trawangan memang penuh terisi oleh wisatawan asing, kebanyakan dari Eropa dan Australia.

Beberapa jam kami habiskan di sunset hut ini. Di sini turis banyak menghabiskan waktu sambil membaca, snorkeling, maupun sunbathing di tepi pantai. 
Jam 5.45 matahari sudah mulai turun ke cakrawala. Kami berjalan menyusuri pantai sambil mendorong sepeda. Bersepeda di Gili bisa jadi menyenangkan, namun kadang menyusahkan. Saya pribadi agak menghindari berpapasan dengan kuda dan Cidomo. 


Dan memang, apalah pantai tanpa sunsetnya :') 



Berpuas dengan memandang dan mengabadikan sinar jingga ketika matahari terbenam, kami kembali ke hotel untuk bersiap melihat Gili T di malam hari. Sekitar pukul 19.30 kami berjalan kaki menuju pusat Gili Trawangan untuk mencari pengganjal perut. Awalnya saya tertarik mencoba "food court" yang menjual berbagai jenis makanan dengan gerobak, tempatnya ramai penuh dengan turis yang bersantap. Namun rekan perjalanan saya keberatan, akhirnya kami pilih satu bar pinggir pantai. Menu yang ditawarkan juga pas dengan lidah lokal, namun harganya memang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan Lombok. Selesai makan dan berbincang, kami memutuskan untuk menuju party point malam itu. Di Gili Trawangan, setiap weekend selalu ada pesta di pinggir pantai. Tempatnya bergilir. Kali hari Jumat, maka pesta di adakan di Bar Sama-sama. Bar yang mengusung aliran reggae. Darkmoon Party, itu sebutan pesta malam itu karena sedang tidak terlihat bulan. DJ set sederhana, bar yang dipenuhi turis dan bau bakar-bakaran rokok dan sejenisnya mengalir di udara tepi pantai. What a night!

Hari ke dua di Gili Trawangan kami padati dengan Hopping Gili Islands, yaitu snorkeling ke beberapa spot di sekitaran Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air. Kami sudah membeli tiket pada saat menyewa sepeda kemarin. Pukul 10.00 kami bersama sekitar 30 turis asing sudah di kapal menuju spot pertama. Di kapal itu hanya ada 5 orang lokal, saya dan rekan, 2 awak kapal dan 1 guide. Spot pertama adalah Gili Meno. Kami tidak merapat ke Pulau, hanya menikmati pemandangan lautnya dengan snorkeling. Sayang kami tidak memiliki kamera underwater. Pemandangan di Gili Meno indah dengan banyaknya coral dan ikan warna warni.

Spot ke dua masih di antara Gili Meno dan Gili Trawangan. Di spot ini kami melihat penyu besar di dalam laut. Sayang arusnya deras sekali, saya dan rekan memutuskan tidak berlama-lama di dalam air.

Spot terakhir di Gili Air. Buat saya, Gili Air adalah yang paling Indah. Pasir putihnya lebih lembut, gradasi airnya terlihat sekali, Gili Air is The Bomb!





Puas snorkeling di 3 Gili, begitu sampai di Gili T, kami lgsg mengayuh sepeda kembali ke hotel. Kami melewatkan sore hari dengan beristirahat. Malam hari kami menggunakan sepeda untuk kembali ke pusat Gili T untuk mencari makanan. Jiggy Jig's yang tepat berada di pusat menjadi piliahan kami. Dengan restoran dan Pub di atas, tempat ini cukup menyenangkan. Hanya saja angin malam di tepi pantai akan membuat santapan menjadi lebih cepat dingin. Malam terakhir di Gili rasanya begitu cepat. Kami menyelesaikan makan malam sambil sedikit bersedih karena besok malam kami tentu tidak lagi merasakan angin malam bertabur bintang di Gili.

Sekitar pukul 10.00 kami sudah di atas kapal umum untuk menyebrang ke Pelabuhan Bangsal kembali. Di sana Mas Wawan telah menanti untuk membawa kami berwisata di Lombok sambil menunggu flight pada jam 20.00 nanti. Ada beberapa tempat yang memang saya ingin kunjungi di Lombok. Sambil menuju ke beberapa pantai indah yang saya lihat referensinya, kami berhenti di beberapa tempat.





Selesai membeli oleh-oleh, tujuan utama saya di Lombok adalah beberapa pantai yang terkenal akan keindahannya. Dan benar saja. Sepanjang garis pantai di Kuta - Lombok begitu banyak pantai yang belum banyak dikunjungi. 






Pantai Lombok, Tanjung Aan dan Pantai Seger adalah 3 pantai yang sempat kami datangi. Masih banyak yang karena keterbatasan waktu belum bisa kami datangi. Kami kembali dengan perasaan senang namun sedikit sedih. Lombok merupakan versi asli The Beach buat saya, dan sambil menurunkan bagasi, saya berjanji akan kembali lagi :')