Selasa, 06 Maret 2018

Positivity. Please?

*ambil nafas dulu 5 detik, tahan 2 detik, hempaskan*

Hhhh...

Dear Netijen,

Pernah sedih karena baca berita, liat sosmed, atau ngeliat keadaan jalan di Jakarta yang makin menyedihkan kah?

I don't know if it's just me or not, tapi rasanya ku ingin mute semua berita negatif dan hal-hal negatif lainnya di dunia ini, for just seconds. And inhale positivity, even just a bit. Aaaaauw.

Jeo,
Nanti kalau sudah besar, mama & papa mungkin gak bisa jadi tameng setiap saat, mungkin Jeo akan berhadapan dengan hal-hal yang menyakiti Jeo, secara fisik ataupun mental. But please, be strong baby. Don't give up too soon. Sounds cliche, but be strong, be brave and keep believe in yourself. If you have have to choose between being kind or being right, please choose kind. You don't know how little kind act can do to others life. And always believe, whatever people do or people say about you, that won't hurt you if you don't believe in them. You are what you believe you are. 

I love you. I love you. 

Rabu, 10 Januari 2018

Hangat. Sederhana.

Heloh udah lambreta nih gak ngeblog. Yang ada curhat melulu di IG Story :p

So today, dalam suasana sendu nan syahdu aku ingin membuka lembaran hati untuk yang hangat-hangat. 

Jadi kemarin di senja yang tidak indah namun mengandung gundah karena macet di jalan, macet di kantor (new customer ditolak bok! Carik lagi deh demi sesuap nasi 😪), macet di rumah (ART tetiba minta pulkam, aaaak mamaaak pusing ini Jeoooo), aku menyaksikan pemandangan yang mengundang rasa....hangat di hati. Jadi di lampu merah perempatan, yang entah mengandung racun apa tapi tiap lewat pasti bikin kepala cenat cenut, tepat di sebelah supir kemudi, ada pengendara motor yang sibuk bercanda ria dengan anaknya. Sore itu si Bapak Supir bonceng 2 anaknya, si Kakak yang lebih besar memeluk Bapak sambil menahan kantuk (dia bahkan merem sambil peluk terus Bapak supaya gak jatuh, sampe akika serem sendiri) sementara si Adik digendong di depan (kaya pakai Baby Carrier gt). Yang mengundang air mata di sore itu adalah saat gue melihat tatapan penuh kasih si Bapak yang bersenda gurau dengan Adik yang mungkin usianya gak jauh dari Jeo, di bawah 1 tahun pastinya. Adik tertawa asik sambil Bapak terus bercanda mengundang tawanya. 

Sederhana, hangat, bersahaja.
Si Bapak dengan motor bebeknya,
dengan jaket hijau khas ojek online dimasukan di dalam helm hijau disampirkan di motornya.
Bajunya lusuh, kulitnya seperti hitam berkawan dengan matahari jahat ibukota.
Si Kakak lelah, mungkin habis bermain, erat memeluk ayahnya. 
Si Adik yang penuh tawa, menggapai wajah ayahnya,  memajangkan tawanya, bahagia digendongan ayahnya. 
Tatapan keduanya penuh cinta. Dengan segala kesederhaan, namun cinta itu pasti menghangatkan.

Dan sore itu, tak sabar rasanya melewati perempatan itu, kembali ke permata hati, melihat kedua matanya dan merasakan kehangatan yang sama.

Selasa, 20 September 2016

The Onion Ring

Kecil, merah, kalau dilihat terus-menerus jadi galak, bikin nangis Bawang merah. Dulu waktu kecil pernah diceritakan dongeng si Bawang Merah dan Bawang Putih, yang secara singkat merujuk pada perbandingan sifat jahat dan sifat baik.

Kemarin, setelah bertahun-tahun  gak mendengarkan dongeng di kamar tidur, maupun pengantar tidur (artinya: belajar di kelas sampai mengantuk), tema tentang si Bawang, kali ini spesifik hanya si Merah saja, menjadi bagian kecil dari topik bahasan.

Bawang merah menjadi bagian dari Teori Penetrasi Sosial. Teori ini mengibaratkan bagaimana seseorang bisa memulai berkomunikasi dengan melakukan penetrasi sosial ke dalam "lapisan-lapisan" dalam diri manusia, seperti bawang merah yang memiliki banyak lapisan, begitu pula manusia. Sempat melirik dari blog ini mengenai teori penetrasi sosial yang dikenalkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor serta mengapa bawang dibicarakan di dalamnya. 

PenetrasI Sosial, Altman dan Taylor (1973), membahas tentang bagaimana perkembangan kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast outcomes.”

Ketika mengupas bawang, lapisan paling awal adalah diri superficial kita, permukaan, apa yang kita tampilkan, apa yang kita harapkan orang lihat tentang kita. Kemudian masuk ke lapisan selanjutnya, lapisan yang harus sedikit digali agar terlihat, apa hobi kita, darimana kita berasal misalnya. Semakin dalam kita mengupas, lapisannya akan lebih rapat dan lebih kuat. Lapisan semipribadi, bagian dari diri kita yang hanya diketahui oleh segelintir orang terdekat kemudian masuk ke dalam lapisan pribadi, dimana di dalamnya terdapat banyak hal yang mungkin tidak ada orang lain tahu, hanya kita (dan Tuhan) yang diperbolehkan untuk melihatnya.
"Dan lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan dari kekasih, orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang"

Teori ini menarik dan rasanya dekat kehidupan kita (minimal saya), btw teori ini masuk dalam pembahasan Teori Penetrasi Sosial, yang secara singkat menjelaskan tahap awal interaksi antara 2 orang : perkenalan. Kembali ke Bawang Merah, menurut saya, lapisan terdalam itu memang hanya diperuntukan bagi si empunya. Even your closest ones aren't really allowed to enter, cause maybe you're never ready to see how they reaction will be 

Senin, 01 Februari 2016

One month notice.

What you know about a person in a month?

I don't really know that much. Tapi akan  coba aku ingat satu persatu.

Dia lucu. Suka melucu. Walau kadang sebenarnya gak lucu, tapi aku selalu anggap dia lucu. 

Suka tertawa. Aku suka tawanya. Apalagi jika bisa tertawa bersama :)

Dia bilang aku tukang makan, kurang lebih itu mencirikan dirinya juga (sebenarnya). Makanan yang paling enak selain saat lapar ya makan makanan bareng di samping org yang kita sayang. Enak, bisa seenaknya nambah dari piringnya :p

Dia terlalu sering diam. Mungkin saat dia lapar. Atau mulas. Atau entahlah, karena sulit menebak raut wajahnya. Ekspresinya datar.

Dia.. Penuh misteri. Kadang aku penasaran, namun saat itu juga aku takut untuk bertanya. Takut untuk membuka lembar yang seharusnya tetap menjadi rahasia.

Aku suka menggenggam tangannya sambil merebahkan kepala di bahunya

Karena bersama dia aku rasa...bahagia :')

Baru satu bulan, tapi rasanya aku sudah menunggu dia lama sekali, entah kenapa.

Semoga bulan depan, berikutnya, dan selamanya aku bisa terus membagi ceritaku bersamanya.

Senin, 04 Januari 2016

say stay

Ada yang datang
Ada yang (kau biarkan) pergi

namun pada saatnya,
ia datang dan membuatmu tersadar,
Yang ini!
Kali ini inginku jaga ia untuk menetap.

to be around, 
because when he's around you can feel the warm in your heart. 

Dan kamu menyadari itu tidak terjadi setiap hari, tidak pada semua diri.

Yang ini!
I feel like finally,
I found my second home : ' )




Minggu, 22 November 2015

hujan.

Sepenggal pertanyaan untuk mu tentang hujan dari Bapak Sapardi:

(sebagian) 

Hujan dalam komposisi, 2

Apakah yang kita harapkan? 
Hujan juga jatuh di jalan yang panjang, menyusurnya, dan tergelincir masuk selokan kecil, mericik swaranya, menyusur selokan, terus mericik sejak sore, mericik juga di malam gelap ini, bercakap tentang lautan.

Apakah? Mungkin ada juga hujan yang jatuh di lautan.

Selamat tidur.