Kecil, merah, kalau dilihat terus-menerus jadi galak, bikin nangis Bawang merah. Dulu waktu kecil pernah diceritakan dongeng si Bawang Merah dan Bawang Putih, yang secara singkat merujuk pada perbandingan sifat jahat dan sifat baik.
Kemarin, setelah bertahun-tahun gak mendengarkan dongeng di kamar tidur, maupun pengantar tidur (artinya: belajar di kelas sampai mengantuk), tema tentang si Bawang, kali ini spesifik hanya si Merah saja, menjadi bagian kecil dari topik bahasan.
Bawang merah menjadi bagian dari Teori Penetrasi Sosial. Teori ini mengibaratkan bagaimana seseorang bisa memulai berkomunikasi dengan melakukan penetrasi sosial ke dalam "lapisan-lapisan" dalam diri manusia, seperti bawang merah yang memiliki banyak lapisan, begitu pula manusia. Sempat melirik dari blog ini mengenai teori penetrasi sosial yang dikenalkan oleh Irwin Altman & Dalmas Taylor serta mengapa bawang dibicarakan di dalamnya.
PenetrasI Sosial, Altman dan Taylor (1973), membahas tentang bagaimana perkembangan
kedekatan dalam suatu hubungan. Menurut mereka, pada dasarnya kita akan
mampu untuk berdekatan dengan seseorang yang lain sejauh kita mampu
melalui proses “gradual and orderly fashion from superficial to
intimate levels of exchange as a function of both immediate and forecast
outcomes.”
Ketika mengupas bawang, lapisan paling awal adalah diri superficial kita, permukaan, apa yang kita tampilkan, apa yang kita harapkan orang lihat tentang kita. Kemudian masuk ke lapisan selanjutnya, lapisan yang harus sedikit digali agar terlihat, apa hobi kita, darimana kita berasal misalnya. Semakin dalam kita mengupas, lapisannya akan lebih rapat dan lebih kuat. Lapisan semipribadi, bagian dari diri kita yang hanya diketahui oleh segelintir orang terdekat kemudian masuk ke dalam lapisan pribadi, dimana di dalamnya terdapat banyak hal yang mungkin tidak ada orang lain tahu, hanya kita (dan Tuhan) yang diperbolehkan untuk melihatnya.
"Dan lapisan yang paling dalam adalah wilayah private, di mana di dalamnya terdapat nilai-nilai, konsep diri, konflik-konflik yang belum terselesaikan, emosi yang terpendam, dan semacamnya. Lapisan ini tidak terlihat oleh dunia luar, oleh siapapun, bahkan dari kekasih, orang tua, atau orang terdekat manapun. Akan tetapi lapisan ini adalah yang paling berdampak atau paling berperan dalam kehidupan seseorang"
Teori ini menarik dan rasanya dekat kehidupan kita (minimal saya), btw teori ini masuk dalam pembahasan Teori Penetrasi Sosial, yang secara singkat menjelaskan tahap awal interaksi antara 2 orang : perkenalan. Kembali ke Bawang Merah, menurut saya, lapisan terdalam itu memang hanya diperuntukan bagi si empunya. Even your closest ones aren't really allowed to enter, cause maybe you're never ready to see how they reaction will be

Tidak ada komentar:
Posting Komentar