Minggu, 23 Agustus 2015

Sesederhana itu kah?

Aku menyukai kata-kata puitisnya yang terjalin begitu indahnya, entah kapan pertama kali membacanya, namun Aku Ingin begitu membekas di ingatan.

Bagaimana mencintai yang sederhana, Pak? Ingin aku bertanya pada si penyair.

Jika ditanyakan bagaimana ku ingin mencinta, mungkin bukan dengan sederhana, dengan seadanya.
Mirip ya?

Berbekal pengalaman, sendiri & sekitaran (ditambah film & roman), ku pikir cinta yang seharusnya dipelihara adalah yang menguatkan. 

Yang membuatmu bisa tersenyum di hari terkelam, membuatmu takut kehilangan sehingga menambah bensinmu untuk berjuang, membuatmu terbuka untuk berterus terang & menerima segala kekurangan (diri sendiri & pasangan), menambah optimisme untuk menghadapi tantangan (ketika menjumpai senin misalnya), membuatmu tergerak untuk belajar karena malu jika tidak nyambung saat berbincang, dan mempersiapkan diri untuk bisa merasakan kekecewaan. Ideal ya? Iya. Tentu ku mencari yang paling ideal,
siapa yang tidak? 

Aku rasa seseorang yang bisa membuatmu tertawa adalah yang paling penting. Tertawa lebih banyak daripada menyerngit, apalagi menangis. Tertawa bahkan di dalam hati. Bibit bebet bobot bagaimana? Aku selalu mengedepankan apa yang hatiku sampaikan, maafkan. 

diambil dari Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar